Rabu, 15 September 2010

Cara Perencanaan Mercu Bendung sesuai KP 02



Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung pelimpah : tipe Ogee dan tipe bulat.









Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari keduanya.
Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan kolam olak. Dalam hal ini kavitasi dan aerasi tirai luapan harus diperhitungkan dengan baik.

(1) Mercu bulat
Bendung dengan mercu bulat (lihat Gambar 4.2) memiliki harga koefisiensi debit yang jauh lebih tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisiensi bendung ambang lebar. Pada sungai, ini akan banyak memberikan keuntungan karena bangunan ini akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisiensi debit menjadi lebih tinggi karena lengkung streamline dan tekanan negatif pada mercu.
Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1 /r) . Untuk bendung dengan dua jari-jari (R2) (lihat Gambar), jari-jari hilir akan digunakan untuk menemukan harga
koefisien debit.
Untuk menghindari bahaya kavitasi lokal, tekanan minimum pada mercu bendung harus dibatasi sampai – 4 m tekanan air jika mercu terbuat dari beton; untuk pasangan batu tekanan subatmosfir sebaiknya dibatasi sampai –1 m tekanan air.











Dari Gambar tampak bahwa jari-jari mercu bendung pasangan batu akan berkisar antara 0,3 sampai 0,7 kali H1maks dan untuk mercu bendung beton dari 0,1 sampai 0,7 kali H.1maks
Persamaan tinggi energi-debit untuk bendung ambang pendek dengan pengontrol segi empat adalah:



Koefisien debit Cd adalah hasil dari:
- C0 yang merupakan fungsi H1/r
- C1 yang merupakan fungsi p/H1
- C2 yang merupakan fungsi p/H1 dan kemiringan muka hulu bendung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar