Rabu, 15 September 2010

TATA CARA PENGECILAN GAMBAR TEKNIK SIPIL PENGAIRAN

Dicuplik dari Kriteria Perencanaan KP-07 Irigasi

Gambar hendaknya tidak diperkecil sampai melebihi setengah dari ukuran kertas gambar aslinya. Pengecilan maksimum adalah sampai ukuran kertas A.
Di antara berbagai ukuran gambar standar, ada perbandingan tetap yaitu 1: akar 2 . Pengecilan maksimum adalah :
A0 --> A2
A1 --> A3

Semua gambar harus diperkecil supaya mudah disimpan pada microfilm. Jika kriteria yang dibicarakan dalam bagian ini diikuti, maka perlu dibuat suatu persyaratan agar gambar-gambar mudah dicari sewaktu diperlukan dan agar gambar-gambar itu tetap bisa dibaca setelah diperbesar lagi.
Hal-hal berikut hendaknya dipertimbangkan pada waktu rnembuat gambar-gambar yang akan diperkecil :
- Tinggi huruf dan angka tidak boleh kurang dari 3 mm;
- Tebal garis untuk huruf dan angka adalah 1/10 dan tingginya; tebal garis untuk pekerjaan menggambar tidak lebih kecil dari 0,25 mm;
- Untuk arsiran, tebal garis tidak boleh lebih kecil dari 0,18 mm dan jarak antar garis tidak kurang dari 3 mm untuk gambar-gambar bangunan dari 2 mm untuk gambar-gambar pekerjaan baja (arsiran potongan baja, perunggu, karet dan sebagainya).

TATA CARA PENOMORAN GAMBAR TEKNIK SIPIL PENGAIRAN

Artikel ini dicuplik dari Kriteria Perencanaan KP-07 Irigasi

Penomoran gambar-gambar akan diatur sedemikian sehingga tipe gambar akan mudah dikenali. Demikian juga sistem penomoran akan mempermudah pengarsipan/penyimpanan gambar-gambar itu. Sistem penornoran dibatasi untuk satu jaringan irigasi/pembuang saja. Jaringan-jaringan yang lain bisa ditandai dengan membubuhkan singkatan nama jaringan itu atau dengan membubuhkan sebuah huruf di depan nomor gambar.
Nomor gambar dapat dibagi menjadi bagian fungsional dan bagian urutan. Nomor gambar akan disusun seperti berikut :








A. Menunjukkan tipe gambar, misalnya
0. Gambar-gambar pengukuran - dan penyelidikan
1. Gambar-gambar pelaksanaan
2. Gambar-gambar pabrikan
3. Gambar-gambar purnalaksana (As built drawings)
BB menunjukkan pengelompokan gambar sesuai dengan judul, misalnya :
1. Tata letak (skala 1:25.000, 1:5.000, 1 :2000)
2. Bangunan Utama dan bangunan-bangunan pelengkap
3. Saluran irigasi
4. Bangunan irigasi
5. Gambar standar (pintu, skala, dan sebagainya)
6. Saluran pembuang
7. Bangunan pembuang
8. Tanggul
9. Bangunan bantu
10. Jembatan
11. Bangunan pelengkap
12. Petak tersier

CC Menunjukkan pembagian butir yang disebutkan dalam BB. Misalnya :
- Bangunan Utama dan bangunan pelengkap :
1-02-01 Bangunan pengelak (diversion structure) dengan pembilas
1-02-02 Pengambilan utama
1-02-03 Kantong lumpur
1-02-04 Bangunan pengambilan saluran primer
1-02-05 Pembilas dan saluran pembilas
1-02-06 Tanggul penutup
1-02-07 Pekerjaan lindungan sungai
- Saluran irigasi
1-03-01 Saluran primer X
1-03-02 Saluran sekunder A
1-03-03 Saluran sekunder B
1-03-04
- Bangunan irigasi
1-04-01 (untuk saluran primer X) -01
1-04-01-02
1-04-02 (untuk saluran sekunder A) - 01
1-04-02-02
1-04-02-03
- Saluran pembuang
1-06-01 Saluran pembuang primer
1-06-02 Saluran pembuang sekunder
1-06-03 Saluran pembuang sekunder
1-06-04
- Petak tersier
1-12-01 Tata letak
1-12-02 Saluran irigasi
1-12-03 Bangunan irigasi
1-12-04 Saluran pembuang
1-12-05 Bangunan pembuang
Bangunan-bangunan di saluran irigasi tertentu akan diberi nomor - CC pada gambar saluran irigasi.
Gambar-gambar untuk tiap butir yang disebutkan di dalam CC akan diberi nomor urut. Tiap butir dimulai dengan 01
Contoh :











Sebagian dari gambar-gambar konstruksi dan pengukuran di pakai sebagai Gambar-gambar Tender. Gambar-gambar tender ini terdiri dari pilihan gambar-gambar kontrak.
Semua gambar yang dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan akan direvisi lagi menjadi gambar purnalaksana, setelah itu nomor pertama akan diubah menjadi nomor 3. Contoh: 1-04-03-02 menjadi 3-04-03-02.


Cara Perencanaan Mercu Bendung sesuai KP 02



Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung pelimpah : tipe Ogee dan tipe bulat.









Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari keduanya.
Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan kolam olak. Dalam hal ini kavitasi dan aerasi tirai luapan harus diperhitungkan dengan baik.

(1) Mercu bulat
Bendung dengan mercu bulat (lihat Gambar 4.2) memiliki harga koefisiensi debit yang jauh lebih tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisiensi bendung ambang lebar. Pada sungai, ini akan banyak memberikan keuntungan karena bangunan ini akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisiensi debit menjadi lebih tinggi karena lengkung streamline dan tekanan negatif pada mercu.
Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1 /r) . Untuk bendung dengan dua jari-jari (R2) (lihat Gambar), jari-jari hilir akan digunakan untuk menemukan harga
koefisien debit.
Untuk menghindari bahaya kavitasi lokal, tekanan minimum pada mercu bendung harus dibatasi sampai – 4 m tekanan air jika mercu terbuat dari beton; untuk pasangan batu tekanan subatmosfir sebaiknya dibatasi sampai –1 m tekanan air.











Dari Gambar tampak bahwa jari-jari mercu bendung pasangan batu akan berkisar antara 0,3 sampai 0,7 kali H1maks dan untuk mercu bendung beton dari 0,1 sampai 0,7 kali H.1maks
Persamaan tinggi energi-debit untuk bendung ambang pendek dengan pengontrol segi empat adalah:



Koefisien debit Cd adalah hasil dari:
- C0 yang merupakan fungsi H1/r
- C1 yang merupakan fungsi p/H1
- C2 yang merupakan fungsi p/H1 dan kemiringan muka hulu bendung